PERJUANGAN MENANTI KEHADIRAN SANG BUAH HATI

8 comments

Sebagai wanita, pengalaman pertama yang paling berkesan adalah ketika saya pertama kali menjadi seorang ibu. Meskipun banyak buku, banyak artikel dan banyak Tanya sana – sini, tidak menjadikan saya mahir menjadi seorang ibu diwaktu pertama. Semenjak saya tahu bahwa saya sedang hamil, senang dan juga takut itu sepertinya bercampur dalam hati saya. Entahlah kala itu perasaan saya sangat campur aduk, saya senang sekali dan saya takut sekali. Saya senang karena saya akan diberikan anugerah yang paling indah, dan tidak semua wanita mengalami hal ini meskipun kodrat wanita itu mengandung, melahirkan dan membesarkan anak. Rasa takut saya melanda karena saya takut tidak bisa memberikan yang terbaik untuk calon anak saya ini, sebenarnya saya tidak boleh seperti ini, semua sudah diatur oleh Allah Swt, saya hanya wajib berusaha dan bersyukur.


Semenjak saya tahu bahwa ada janin yang harus saya berikan nutrisi cukup dan gizi yang baik, saya menajdi lebih perhatian terhadap diri saya. Alhamdulillah suami dan keluarga juga sangat memperhatikan kondisi saya. Sampai usia kehamilan 3 bulan Alhamdulillah saya tidak merasakan apa – apa, pola makan saya pun berjalan biasanya dan saya pun tidak mengalami morning sickness seperti kebanyakan wanita hamil lainnya. 3 bulan pertama saya sangat menikmati kehamilan ini, lalu semua berjalan tidak sesuai dengan harapan dan keinginan saya, menginjak usia kandungan ke 4 bulan, saya mulai merasakan mual dan pusing. Namun anehnya saya tidak mengalami morning sickness, namun nigt sickness. Saya muntah dan mual dimalam hari sebelum saya tidur, selain itu badan saya gatal – gatal dan bentol disana – sini. Gatal – gatal ini katanya bawaan anak, karena sedang hamil jadi saya juga merasa takut untuk mengkonsumsi obat sembarangan. Rasa gatal yang hebat ini muncul setiap malam saja, pagi sampai siang tidak terasa sama sekali. Dan ini memang keajaiban hamil, pikirku.

Sampai usia kandungan menginjak 8 bulan, saya masih merasakan gatal, mual dan pusing setiap malam. Ini saya nikmati dan benar – benar saya nikmati. Suami yang selalu siaga membuat saya merasa tidak repot dengan rasa gatal yang saya alami setiap malam dari usia kandungan 4 bulan sampai 8 bulan. Suami selalu membantu menggaruk dan mengelus sampai saya terlelap, terimakasih ayah. Ajaibnya menginjak usia kandungan 9 bulan, semua rasa gatal, mual dan pusing hilang seketika. Tanpa obat dan tanpa apapun, mamah saya bilang inilah keajaiban wanita hamil.

Selama kehamilan, saya bekerja disebuah salon kecantikan sebagai kasir. Aktifitas saya lakukan seperti biasa. Hingga suatu hari diusia kandungan yang hamper 9 bulan, saya menyetorkan uang ke bank, antrian cukup panjang. Saya dikagetkan dengan pekikkan seorang ibu yang berada disamping saya. Neng itu ketubannya pecah, dan saya hanya melongo saja sambil berkata saya ga pipis kok, saya tidak tahu sama sekali bahwa saat itu saya mengalami pecah ketuban. Ibu – ibu yang berada disamping saya mendekat dan menanyakan dengan siapa saya datang kesana saat itu, dan beliau menyarankan agar saya segera ke rumah sakit karena ketuban saya sudah pecah. Wajar saja jika saya sangat awam dengan hal ini, ini kehamilan pertama sih. Dan juga usia saya saat itu masih 22 tahun. Setelah disarankan ibu itu saya segera menelepon suami dan minta diantar pulang. Sesampainya dirumah saya segera ke bidan dan kata bidan sih tidak ada masalah, air ketuban dalam kandungan saya masih banyak. Lalu saya pun pulang kerumah. Keesokan harinya saya merasakan mulas, kata mamah sih kalau belum 5 menit sekali itu bukan mulas akan melahirkan. Selama mulas itu saya mengajak suami jalan –jalan ke mall, alasannya agar pembukaan saya cepat dan saya cepat melahirkan. Permintaan saya pun dituruti dan kami berjalan – jalan ke mall. Setiap orang yang melihat mereka selalu meringis, padahal saya sendiri cuek saja. Selama hamil saya naik 25kg, dari usia 7 bulan perut saya sudah besar dan kebawah seperti akan segera melahirkan, dan saya yakin itulah yang menyebabkan orang – orang selalu meringis ketika berpapasan dengan saya.

Hingga 19 juni 2008, saya merasakan mulas yang lumayan hebat, bawah perut saya sakit dan belakang punggung pun terasa panas. Tangisan malah membuat saya semakin kesakitan. Mamah yang mengelus dan memberikan doa untuk saya, hingga air dari pak ustadz pun saya minum namun saya tetap saja merasakan kesakitan yang hebat. Inilah proses melahirkan yang harus dilalui sebelum saya bisa melihat wajah bayi yang 9 bulan berada dalam kandungan. Berdzikir selama mulas  alhamdulillah membuat saya sedikit tenang. Tanggal 19 juni pun berlalu begitu saja, dan rasa mulas saya masih dirasakan dan semakin hebat. Keringat demi keringat yang disertai tangisan membuat saya semakin lemah, nafsu makan pun nyaris hilang.

Tanggal 20 Juni 2008, saya masih dengan rasa mulas dan masih berada di ruang ibu bidan. Karena bidan ini lokasinya dekat dengan rumah, maka persalinan saya lakukan disini. Diruang bidan ini saya menangis dan berdoa, sudah dua hari saya merasakan mulas namun bayi tak kunjung lahir. Ibu bidan pun dengan ramah dan sabar mengecek pembukaan saya, namun masih tetap pembukaan satu. Namun ibu bidan menenangkan, bahwa saya tetap bisa melahirkan  normal, dan kondisi bayi masih baik – baik saja. Hingga pada 21 Juni 2008 setelah doa dan air doa diikhtiarkan untuk kelancaran persalinan saya, dan semua itu tidak ada hasilnya. Saya masih tetap kesakitan dan sang bayi tak kunjung lahir. Sampai akhirnya mamah teringat akan perlakuan saya pada anak tante kemarin. Ketika saya mulas hebat, anak tante ini berteriak kencang tepat di daun telinga saya dan secara otomatis saya pukul kepalanya. Dan inilah penyebab kenapa saya susah melahirkan. Lalu saya minta maaf pada anak tante, sekitar jam 2 tanggal 21 juni 2008. Keajaiban datang seketika pembukaan 1 langsung berangsur secara cepat hingga akhirnya pada jam 15.30 saya pun melahirkan. Alhamdulillah bayi saya selamat meskipun sempat kekurangan oksigen karena terlilit tali ari –ari. Betapa semua ini saya jadikan pengalaman dan pembelajaran untuk kedepannya. Bahwa selama hamil jangan pernah menorehkan luka pada siapapun, sekalipun pada anak kecil. Dan karena ini pengalaman pertama saya, jadi saya belum begitu paham benar tentang aturan wanita hamil dalam berperangai.


Begitu bayi saya lahir, bahagia dan rasa syukur saya panjatkan pada Allah swt. Saya berharap kelak anak saya yang diberinama  Marwah Khumaira Firmansyah ini menjadi anak solehah dan anak cerdas.
Sekian cerita tentang pengalaman pertama saya melahirkan anak, banyak pengorbanan dan banyak perjuangan yang dilalui seorang ibu untuk melahirkan sang anak. Jaga lisan, perbuatan selama hamil. Jangan pernah menyakiti hati orang lain, jangan pernah melakukan hal yang tidak diperbolehkan untuk orang hamil. Karena larangan dan aturan untuk wanita hamil ini biasanya suka benar.
Selamat datang kedunia anakku.





“Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Hamil dan Melahirkan ala Bunda Salfa”
Tian Lustiana
Tian Lustiana is a ordinary people with extraordinary dreams.

Related Posts

8 comments

  1. pengorbanan yg terbayar dgn kebahagiaan ya mak... :)

    ReplyDelete
  2. Perjuangan ya Mak :) semangat terus..

    ReplyDelete
  3. Perjuangan ya Mak :) semangat terus..

    ReplyDelete
  4. mak yang bawah tahunnya keliru ya, 21 Juni 2014??? pikirku bayi 6 bulan kok dah pandai bergaya hehe

    ReplyDelete
  5. Wah, untung gk kenapa2 ya Mak, waktu di bank itu
    Marwah cantiknya :)

    ReplyDelete
  6. Semoga Marwah menjadi anak kebanggaan ayah ibu :)

    ReplyDelete

Post a Comment