Memahami Emosional Anak

1 comment
Sudah diketahui bahwa anak ataupun remaja itu lebih dikendalikan oleh emosi mereka daripada pemikiran rasional mereka atau pola pikir logis mereka. Nah, emosi inilah yang kadang seakan menjawab kenapa sih anak suka berperilaku yang cukup membuat orang tua emosi dan kadang perilaku mereka itu sebenarnya merugikan mereka sendiri. Itulah karena mereka lebih mementingkan emosi dibandingkan logika, namanya juga anak - anak. 

Harus dibiarkan saja mereka mengikuti emosi? Gitu? Ya enggak lah. Sebagai orang tua kita sudah tentu harus mampu memotivasi mereka, hal yang wajib dilakukan adalah dengan memahami dulu emosi yang mengendalikan anak, kemudian manfaatkan untuk mengarahkan perilaku dan pemikiran yang lebih logis. 

memahami emosi anak

Mari kita pahami dulu kebutuhan emosional anak, setelah itu baru kita bisa mengarahkan agar pemikiran dan perilaku anak itu masuk akal atau tidak membuat orang tua pusing kepalanya, hehe. 


Pahami kebutuhan anak untuk merasa aman. Ini adalah salah satu kebutuhan yang paling kuat yang dibutuhkan semua anak. Biarkan anak merasakan aman dalam diri dan lingkungannya, karena jika anak sudah beranjak takutnya dia mencari rasa aman itu pada kumpulan temannya atau geng, kan serem kalau anak masuk ke geng - geng gitu. Jadi, buatlah anak merasa aman seaman mungkin. Caranya? cintai anak dengan cinta yang ikhlas, cinta yang sepenuhnya dari hati karena anak yang full dicintai orang tuanya akan menyukai dirinya sendiri dan lalu kemudian akan merasa tenang dan aman, ini berarti anak menjadi bahagia. 

parentian.com


Contoh sederhana yang biasa terjadi, Ketika saya memarahi Marwah untuk tidak banyak bermain game, jika saya katakan "berhenti bermain game!" maka apa sih yang ada dibenaknya Marwah? Dalam benaknya pasti muncul prasangka bahwa saya tidak mencintai dan menyayanginya karena dianggap melarang dia bahagia, bahagia ketika dia bermain game. Jika anak sudah menerima ini sebagai hal negatit, maka komunikasi ini sungguh telah menghancurkan rasa cinta, jadi sebaiknya melarang anak harus dengan seribu puisi yang indah kali yah, hehe. 

Jika mengkritik anak pun tidak harus mengatakan hal yang menyudutkan mereka, takutnya anak justru dendam kalau kita marahi dengan kata - kata caci maki gitu. Kekerasan fisik juga verbal benar - benar harus dihiindarkan dari kebiasaan kita menegur anak. 
Saya kadang suka berpikir, dewasa ini kok ya jarang orang tua yang membuat anak itu merasa diakui dirumah atau merasa penting. Padahal kebutuhan akan pengakuan dan merasa dicintai itu penting banget buat anak, sangat penting. Contoh nyata saja yah, saya kalau menyuruh Marwah dengan nada ancaman misalnya " Neng, ayo belajar kalau enggak nanti ibu ga akan beliin mainan." Saya mengancam Marwah kalau dia tidak mau belajar maka saya tidak akan membelikan dia mainan, dan saya salah sangat salah. 

Apa coba yang ada dalam pikiran Marwah jika saya perlakukan seperti itu? Saya sebagai orang tua tentunya senang dong mendapati anak mengikuti perintah saya, namun saya tidak tahu bahwa pada saat saya merasa senang dilain sisi Marwah merasa kalah dengan melakukan perintah saya dengan cara mengancam tadi, hiks. Sehingga jika keseringan memerintah anak dengan ancaman, biasanya anak jadi malah malas mengerjakannya karena emosionalnya membutuhkan pengakuan bukan ancaman, oke noted yah. 
Sebuah peringatan keras untuk saya sebagai orang tua bahwa Kalau anak - anak merasa tidak dicintai dan tidak diterima oleh orang tua maka mereka akan terdorong untuk mencarinya disemua tempat yang salah. Keinginan seorang anak untuk merasa diakui dan dicintai itu sangat kuat, tak jarang dari mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. 

Aaah semoga saja saya bisa selalu memenuhi kebutuhan cinta dan perhatian Marwah selalu, agar kelak Marwah menjadi anak yang solehah dan cerdas. Aamiiin..



FYI:
Artikel ditulils oleh Tian lustiana
Foto hasil nyari di google 


Tian Lustiana
Tian Lustiana is a ordinary people with extraordinary dreams.

Related Posts

1 comment

  1. Aku juga masih suka memerintah dengan ancaman nih, ntar kalo ngga mau ini ngga jadi dineliin anu loh. Tantangan ya mak jadi ortu yang baik hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment