Quality Time Ibu Bekerja

14 comments
Jujur, beberapa hari ini saya sedih setiap kali melihat timeline sosial media. Seakan ibu yang bekerja itu tidak menyayangi anaknya, tidak peduli dengan anaknya, sedih. Saya, seorang ibu yang juga sama ingin selalu berada disamping anak - anak setiap saat, menyaksikan setiap detik bertumbuhnya anak, melihat perkembangannya setiap detik, namun saya tidak bisa seperti itu, saya harus bekerja untuk sesuatu hal yang tidak akan saya ungkapkan, cukup saya, suami dan anak yang memahaminya. 




Sudahlah, saya tidak ingin membahas itu. Karena saya yakin setiap ibu yang bekerja punya alasan tersendiri dan komitmennya tetap kok pada anak dan keluarga. Kuantitas waktu memang tidak bisa saya berikan, namun kualitas waktu bersama Marwah selalu saya optimalkan. Saya bekerja sejak Marwah berusia 3 tahun, jadi selama Marwah lahir sampai ia 3 tahun saya merawatnya sendirian, hanya saya dan suami. Jadi ketika saya kembali bekerja, masih bisa ya saya disebut ibu? Hahah.  



Mengatur waktu menyiapkan semua kebutuhan Marwah mulai dari subuh bahkan sebelum subuh, sambil ke kantor saya antarkan Marwah sekolah dan sepanjang jalan menuju sekolah kami selalu bernyanyi dan bergembira. Dan itu quality time setiap pagi bersama Marwah. 



Sepulang kerja, saya selalu menjadi pendengar yang baik, celotehan Marwah seputar kegiatannya di sekolah membuat saya senang karena Marwah bukanlah tipe anak yang tertutup. Sepulang saya kerja Marwah sering bercerita tentang teman - temannya, bahkan kalau ada yang jahilin dia saya tahu, karena Marwah selalu cerita. Pelajaran yang sulit atau jika ada gurunya yang melucu pun dia cerita. Dengan begitu saya tetap bisa memantau Marwah, meski saya tidak selalu disampingnya. Saya pun pernah beberapa kali membawa Marwah ke kantor. 



Sebelum tidur, kami pun masih sering berbagi cerita. Tertawa bersama dan bersenang - senang. Dan banyak lagi cara kami memanfaatkan waktu berdua, iya berdua saja. Karena ayahnya pun sering menghabiskan waktu berdua dengan Marwah dan kami memiliki waktu juga untuk bertiga, jadi insya allah waktu yang kami lewati berkualitas. Shalat berjamaah, baca buku bersama itu juga merupakan bentuk quality time kami bersama Marwah. Meski saya bekerja, namun saya selalu berusaha agar Marwah tidak kehilangan sosok ibunya dan selalu merasa nyaman berada dekat saya, ini dibuktikan ketika saya ke Jakarta semalaman Marwah tidak bisa tidur karena dia ingat pada ibunya, jadi terharu. 


Meski saya bekerja, saya tidak ingin Marwah merasa dinomor duakan, kapanpun Marwah butuh saya, saya selalu berusaha untuk ada dan hadir. 

Jadi meski saya bekerja, saya tetap prioritaskan anak, saya akan tetap melakukan tugas seorang ibu. 


With love,











Tian Lustiana
Tian Lustiana is a ordinary people with extraordinary dreams.

Related Posts

14 comments

  1. wah..baru tau kalau ibu bkerja itu dikata-katain..he2, setiap orang punya alasan sendiri dan punya komitmen dalam keluarga...

    so semangat mak... urusan intern kita yang tahu, toh..mereka cuma lait luar doank...

    ReplyDelete
  2. pernah ikut acr TUM pembicarana ibu bekerja. dia kalo di rumah sama suaminya dilarang pegang ponsel agar fokus sm anak ..salut

    ReplyDelete
  3. Hai, mba. Bagi kita semua tentu anak yang terutama ya tanpa membedakan status apakah bekerja atau tidak. Salam kenal, mba

    ReplyDelete
  4. saya ibu bekerja Mbak dan nanti hari sabtu baru bisa bertemu anak dan suami :(

    ReplyDelete
  5. Orang tuh suka menilai dari luarnya aja, ya. Mereka suka menggeneralisir sama rata sama rasa semua ibu bekerja podo wae.padahal kan ga gitu. Ah cuekin aja, Tian. Lah bukan mereka juga yang ngegaji :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, suka menyamaratakan orang - orang yah :D

      Delete
  6. Saya juga kerja, Mak. Tapi saya berusaha nggak mau repot mikirin perang ibu bekerja vs ibu rumah tangga. Capek hehehe...

    ReplyDelete
  7. Akhirnya main "beneran" main ke blog teteh.
    Pertamanya dulu pernah baca beberapa artikelnya, tapi belom kesampean mau liat yang lain-lain lagi.

    Pas liat blog parenting ini, jadi aja ngubek-ngubek tulisan teteh.
    Aiiih, jadi ga sabar nanti gimana pas dapet kepercayaan jadi ibu dan bekerja juga ^^

    Liat posting teteh di fb tentang lucunya warwah, nyiapi n bekal marwah, dn semua tentang marwah malah kalo orang ga tau teteh kerja mah pasti ikut2an ngasih label "full-time Mom". Padahal mah semua juga full time biarpun kerja. Nih buktinya teh Tian.

    Pas ketemu Marwah waktu itu aja aku seneng banget.
    Sampe mikir, "bisa ya teteh handle semua hal gitu."

    TOP lah.
    Ga usah didenger tulisan bernuansa kotak-kotak gitu teh.
    They are completely not walking on our shoes.

    ReplyDelete
    Replies
    1. HIhihihi iyaa sampe nemenin Marwah ke toko buku aja saya masih sanggup kok meski bekerja hihihi, ah Alma makasih yaaa semangatnya sangat menyetrum sekali, kapan kita ketemu lagi???

      Delete

Post a Comment