Wahai Orang Tua, Jangan Sepele kan Jika Anak Di ejek Atau Mengejek

12 comments
"Bu, Si M ini suka bilang kalau aku jelek, terus aku langsung deh ga ditemani." 

"Bu, besok jangan pake tempat minum baru yah, aku diejekin sama dia katanya aku sombong suka pakai tempat minum baru." 

Dan keluhan lainnya yang sering Marwah utarakan semenjak ia masuk kelas 1SD, dan selalu saja yang mengejek atau mengolok - ngoloknya adalah anak yang sama, hiks. Saya bukanlah tipe orang tua yang selalu menuruti apa yang dikatakan anak dan saya bukan juga orang tua yang cuek bebek ketika anak curhat, saya menelaah dan mendengarkan dengan baik apa yang MArwah ceritakan, saya cerna baik - baik. 


Cuman belakangan ini kok Marwah semakin sering menceritakan tentang anak itu yang kerap mengolok - ngolok, mengejek dan memerintahkan teman lainnya untuk menjauhi Marwah, tapi ketika saya bilang ya sudah besok ibu ke sekolah biar ibu kasi tau anak itu, Marwah selalu bilang gak usah nanti aku semakin dimusuhin. 


Jujur saya sedih mendengarnya, padahal anak saya bukan tipe anak yang suka berantem, Marwah bukanlah anak yang senang permusuhan. Dia justru anak yang sangat ingin berteman dengan siapa saja, dia selalu mengalah pada teman - temannya, dan kadang sifat mengalahnya ini membuat saya gemas dan emosi, karena apa yang temannya minta selalu dia kasi, sementara dia? ga punya, hiks. 

Menurut saya jika dibiarkan saja, dampak ejekan dan olokan ini bisa mempengaruhi perkembangan jiwa anak, saya takut jika nantinya anak malah menjadi minder. Meski kadang banyak orang tua yang menganggap sepele hal ini, karena mungkin dalam pikiran mereka ah kecil cuman diejek atau cuman diolo - olok, nanti juga mereka akur lagi, iya memang mereka akan akur lagi dan akan terus mengejek lagi jika tidak sejak sekarang mereka diberikan pengertian dengan baik. 

Anak masuk sekolah pada usia 4 - 5 tahun kan, itu mereka awal sekali masuk sekolah. Ya kecuali kalau yang memasukkan anak diusia 2 tahun juga banyak yah. Dari bayi anak pasti mendapatkan cinta dan kasih sayang dari orang tua dan juga menerima berbagai tanggapan dari orang tua dan lingkungan terdekatnya. Anak penting sekali merasa diterima dan ditanggapi secara positif, ini agar anak merasa ada, anak merasa bahwa semua orang tau bahwa dia ada. 


Sehingga ketika anak mulai memasuki lingkungan yang luas diusia yang lebih besar maka dia akan mengerti bahwa manusia lainnya ada, bukan hanya dia dan keluarganya. Karena anak mendapatkan bekal dari keluarga yang baik maka saya yakin anak ga bakalan meremehkan orang lain, temannya. Jadi ketika anak bergaul dengan temannya ia akan belajar saling menghargai. 

Ini yang ditakutkan, jika anak tidak mendapatkan bekal dari orang tuanya, anak tidak diberikan pendidikan moral denganbaik, anak tidak diberikan kesempatan untuk menghargai dirinya sendiri, anak kurang diperhatikan di rumah dan lingkungan keluarganya jadi ketika ia masuk ke lingkungan lain ia tidak akan belajar menghargai temannya. 

Anak - anak biasanya suka takut cerita kepada orang tuanya, namun alhamdulillah Marwah sangat terbuka pada saya jadi saya bisa memantau pergaulannya dengan teman - temannya. Saya selalu menanyakan hal yang menyenangkan di sekolah dan juga menanyakan hal yang tidak menyenangkan di sekolahnya. Kadang saya suka menyalahkan diri sendiri, ini salah saya juga yang sejak kecil menanamkan pada Marwah untuk selalu mengalah pada saudaranya, maksudnya agar anak tidak rebutan mainan, namun Marwah menanam dalam ingatannya dan dia selalu mengalah. Karena tidak ada kata terlambat, sekarang saya mulai membentuk Marwah untuk bisa melawan, mana yang benar dan mana yang salah dia sudah tau, dan sekarang Marwah sudah saya ajarkan bagaimana melindungi diri sendiri agar tidak selalu diejek dan diolok - olok. 


Jadi untuk mengatasi hal ini, selain orang tua mungkin peran guru dan wali kelas juga mempengaruhi, guru seharusnya bisa lebih peka tentang hal ini dan jangan menganggap hal ini sepele, biasanya anak akan paham dan mengerti jika diberikan penjelasan oleh guru. 

Anakmu adalah bagaimana kamu memperilakukan dia. 

Semoga Marwah menjadi anak perempuan tangguh, berakal cerdas dan berperilaku mulia, aamiin. 






Tian Lustiana
Tian Lustiana is a ordinary people with extraordinary dreams.

Related Posts

12 comments

  1. Bisik2 cerita ke wali kelasnya aja, Tian. Kalau wali kelasnya bijak, dia akan menegur temannya Marwah tanpa bilang kalau Marwah yg ngadu.
    Marwah hampir mirip dgn Fauzan. Dan makin ke sini saya bilangin dia untuk membela diri. Lama2 kalau udah keuheul akhirnya ngelawan juga. Suka lebih parah ngelawannya. Tapi habis ngelawan, Fauzan mah suka nangis sendiri. Hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya sudah pernah ceritakan hal ini ke wali kelas, tapi tanggapannya mungkin karena anak - anak dan dianggap sepele hiks, makanya memberanikan buat nulis ini teh

      Delete
  2. Baru aja kifah curhat ttg temennya yg nyuruh temen lainnya nyorakin kifah, sedih pas denger dia cerita gtu. Tapi gimana ya, zaman skrg.kalau anaknya kita tegur,.orang tuanya bs tersinggung.. dilema

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak Tetty, saya juga ngerasa gitu kalau anaknya saya tegur saya takut orang tuanya tersinggung, tapi saya juga bingung kalau didiamkan efeknya anak saya yang menjadi sasaran, sedih

      Delete
  3. Olok-olok ini pengaruh banget terhadap psikis anak. Ya, kalau anakku curhat, tak omongi baik-baik agar tak trpengaruh. atau kadang kalau temannya main ke rumah, saya ikut ngomong. Kalau masalahnya di kelas, ya ngomong sama gurunya.
    Siapapun orang tua pasti nggak suka anaknya diperlakukan seperti itu.

    ReplyDelete
  4. Kadang - kadang terpengaruh temannya disekolah juga ya mba, tapi ya kita sebagai orang tua nggak boleh bosan2 ngingetin sianak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener kadang anak emang mudah terpengaruh, semoga saja anak - anak kita menjadi anak hebat dan baik ya, aamiin

      Delete
  5. Sampat tiba2 Raya bilang jelek pada salah satu perungurus di daycare, saya langsung mengingatkan & memberitahu bahwa hal tersebut tidak baik. Anak2 memang gampang terpengaruh temannya. Jadi urusan bully juga ikut2an, jadi peran orang tua memang penting pada pembentukan karakter anak. Marwah anak pintar, pasti bisa mengatasi semuanya dengan support dari keluarga :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terpenting untuk anak adalah pengarahan moral dari keluarga ya mbak,

      Delete
  6. Di sekolah Alfi (paud usia 3-4tahun) juga ada anak yang suka ngejek, jahil, ngomong jelek dll yang jelek2 pokoknya. Tapi gurunya selalu menekankan kalau itu perbuatan jelek jangan ditiru.Alhamdulillah Alfi yang peniru ulung pun ga ikut2an.

    Memang kayaknya sepele tapi kalau ga dibiasakan dari kecil bisa bahaya ya mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Justru hal yang dianggap sepele gini kalau dibiarin bisa menjadi besar

      Delete

Post a Comment