masih tentang isra Mi'raj


Kemarin sudah cerita tentang Isra MI'raj ya sayang, nah sekarang ibu mau cerita lagi tentang nama - nama yang berhubungan dengan isra Mi'raj, jadi supaya neng semakin paham dan semakin solehah ya sayang. 


a. Malaikat
Malaikat berasal dari kata malakah yang berarti "mengutus" atau "perutusan/risalah". Allah swt. menciptakan malaikat dari nur (cahaya), sebagaimana Dia menciptakan Nabi Adam a.s. dari tanah liat, juga sebagaimana menciptakan jin dari api. Allah Taala menciptakan malaikat lebih dahulu daripada manusia. Tabiat malaikat ialah secara sempurna berbakti kepada Allah, tunduk dan patuh pada kekuasaan dan keagungan-Nya, melaksanakan semua perintah-Nya dan mereka pun ikut mengatur alam semesta menurut kehendak dan iradah Allah Taala. 

Allah Taala menciptakan malaikat berupa makhluk yang bersayap dan di antaranya ada yang bersayap dua buah, tiga buah, empat buah dan ada pula yang lebih dari itu. Semua ini menunjukkan nilai dan perbedaan pangkat di sisi Allah Taala, juga tentang kekuasaannya cepat atau lambatnya dalam berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Sesuai Firman Allah dalam Al Qur’an:
Segenap puji bagi Allah, Maha Pencipta langit dan bumi, yang membuat malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap-sayap, ada yang dua, tiga atau empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Fathir:1).

Beberapa malaikat yang pernah diceritakan diantaranya yaitu: Jibril bertugas membawa wahyu kepada para Nabi dan Rasul, Izrail bertugas sebagai pencabut nyawa, Mungkar dan Nakir selaku dua malaikat yang melakukan menanyakan di dalam kubur, Israfil berfungsi sebagai peniup sangkakala pada hari kiamat, Mikail bertugas memberikan hujan dan pengatur rezeki, Raqib dan 'Atid selaku dua malaikat pencatat amal manusia, Ridwan sebagai penjaga syurga, Malik sebagai penjaga neraka dan Hamalatul 'Arsy sebagai malaikat yang membawa 'Arsy Tuhan di hari kiamat.

Malaikat Jibril merupakan malaikat yang mengantar Nabi Muhammad Saw. dalam perjalanan Isra’ Mi’raj. Nabi dapat melihat bentuk asli Jibril hanya dua kali saja yaitu ketika menerima wahyu pertama dan ketika di Sidratul Muntaha waktu mi’raj. Bentuk Malaikat Jibril digambarkan memiliki 600 sayap yang menutup ufuk dan tubuhnya sangat besar terlihat seperti memenuhi antara bumi dan langit. Malaikat Jibril juga disebut sebagai Ruh suci atau ruh kudus.

Manusia pada umumnya tidak dapat melihat malaikat. Tetapi malaikat dalam beberapa peristiwa dapat menyerupai manusia sehingga manusia dapat melihat malaikat yang menyerupai manusia itu.

b. Buraq
Buraq itu adalah binatang yang putih, panjang, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari baghal. Buraq ini dapat meloncat sejauh batas pandangannya; kedua telinganya selalu bergerak. Jika menaiki gunung kedua kaki belakangnya memanjang dan jika menuruni jurang kedua kaki depannya memanjang. Dia mempunyai dua sayap pada kedua pahanya yang dapat membantu dan memperkuat kecepatannya. Buraq mempunyai empat kaki. Satu langkah ke satu langkah kakinya adalah seumpama sekelip mata memandang. Ada orang yang berusaha menyesatkan dengan menyebutkan bahwa buroq berkepala seorang wanita padahal tidak pernah ada hadis yang menyatakan hal tersebut.

Nabi-nabi sebelumnya juga pernah menaiki buraq. Sa'id bin Musayyab dan lainnya berkata bahwa buraq adalah kendaraan Nabi Ibrahim yang beliau naiki dari negerinya menuju Baitul Haram. Nabi Muhammad juga akan menungangi Buroq ketika pada hari kebangkitan nanti.

c. Masyithah
Ketika dalam perjalanan ke Baitul Maqdis Nabi mencium bau harum. Ternyata bau harum itu adalah bau Masyithah beserta suami dan kedua anaknya yang dibunuh oleh raja Fir'aun dari Mesir yang mengaku sebagai Tuhan, karena mempertahankan imannya dan mengingkari ketuhanan Fir'aun..

Masyithah adalah tukang menata rambut dari anak perempuan Fir'aun. Pada suatu hari, ketika Masyithah sedang menyisir rambut anak perempuan raja Fir'aun, sisirnya jatuh dan Masyithah mengucapkan:
Dengan nama Allah, rugi si Fir'aun.
Mendengar ucapan Masyithah tersebut, maka terjadilah dialog antara anak perempuan
Fir'aun dengan Masyithah sebagai berikut:
Anak Fir'aun: "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain ayahku ?"
Masyithah: "Ya!"
Anak Fir'aun: "Apakah engkau berani pernyataanmu ini saya beritahukan kepada ayahku?"
Masyithah: "Berani!"
Setelah anak Fir'aun memberitahukan kepada ayahnya tentang pernyataan Masyithah, maka Masyithah pun dipanggil oleh Fir'aun, lalu terjadi dialog sebagai berikut:
Fir'aun: "Apakah engkau mempunyai Tuhan selain aku ?".
Masyithah: "Ya, Tuhanku dan Tuhan tuan adalah Allah !".
Mendengar jawaban tersebut Fir'aun pun menyuruh agar suami dan kedua anak Masyithah dihadapkan kepadanya. Setelah mereka menghadap, Fir'aun membujuk Masyithah beserta suaminya agar keduanya meninggalakan agamanya (agama tauhid) dan mengakui Fir'aun sebagai Tuhan. Setelah bujuk rayu Fir'aun ditolak oleh keduanya, maka Fir'aun berkata kepada keduanya:
"Jika kalian berdua menolak permintaanku, maka aku akan membunuh kalian berdua beserta anak-anak kalian!".
Masyithah menjawab: "Terserah, mana tindakan yang baik menurut tuan terhadap kami. Dan jika tuan membunuh kami, kami minta agar kami sekeluarga dikubur dalam satu rumah!".
Fir'aun berkata: "Baik, permintaanmu akan kami kabulkan!" Kemudian Fir'aun memerintahkan untuk menyiapkan sebuah wajan besar penuh dengan minyak. Setelah wajan tersebut dipanaskan dan medidih, anak Masyithah yang besar dimasukkan lebih dahulu, sedang Masyithah beserta suaminya dan anaknya yang masih berumur tujuh bulan disuruh menyaksikan, dengan harapan agar Masyithah berubah pendiriannya. Kemudian suami Masyithah mendapat giliran yang kedua. Setelah giliran sampai pada Masyithah dan anaknya yang masih menetek, tiba-tiba anak Masyithah yang masih menetek berkata dengan fasih kepada ibunya: "Janganlah ibu ragu-ragu untuk mati membela kebenaran; masuklah ke dalam wajan!". Kemudian Masyithahpun dilemparkan ke dalam wajan tersebut beserta anaknya.


Nama-nama tempat sekitar Isra’miraj 

Beberapa tempat yang disebut dalam peristiwa Isra’ Mi’raj:

a. Masjidil Haram

Pengertian "masjidil" bukanlah nama untuk sebuah bangunan utuh melainkan sebuah tempat untuk bersujud. Masjidil Haram adalah tempat yang terdapat di dalamnya bangunan ka'bah, Maqam ibrahim, Hajar Aswad, Hijir Ismail (Hateem), Sumur Zam-Zam dan tempat Sai antara bukit Safa dan Marwa. Masjidil Haram terletak di kota Mekah. Pada zaman dahulu masjidil haram adalah berupa tanah lapang dengan kabah di tengahnya dengan rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Kemudian penguasa-penguasa muslim di daerah itu mengadakan perluasan dan membangun bangunan yang mengelilingi kabah seperti yang kita lihat sekarang.
Bagian-bagian dari Masjidil haram diantaranya, yaitu:

Kabah


Kabah merupakan rumah ibadah pertama di muka bumi yang berbentuk persegi empat. Kabah sebenarnya sudah ada sebelum manusia turun ke bumi. Allah SWT memerintahkan kepada malaikat agar membangun tempat bertawaf seperti baitul makmur yang ada di langit. Baitul makmur merupakan tempat bertawaf para malaikat di langit. Dengan dibangunnya Ka’bah di bumi, maka malaikat-malaikat di bumi ber-Thawaf (mengelilingi) Ka’bah ini, sama dengan mengelilingi Baitul Makmur. Ritual Thawaf ini adalah sebuah ibadah yang dilakukan Malaikat (sama dengan Thawafnya umat islam ketika berhaji) yaitu suatu upaya dari para malaikat untuk mengharapkan rahmad dan maghfirah Allah.

Para malaikat sambil mengelilingi Ka'bah (di bumi) maupun Baitul Makmur yang di langit sambil berdoa memohon kepada Allah agar senantiasa dijauhkan dari hal-hal yang dapat menimbulkan kemurkaan-Nya. Saat nabi Adam turun ke bumi, Allah SWT telah meletakkan kubah di tempat dimana Kabah sekarang berada agar kubah ini dijadikan tempat bertawaf oleh Nabi Adam. Diriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, "Allah Taala telah mengutus Jibril a.s. kepada Adam dan Hawa, (Allah berfirman), " Kalian berdua bangunlah bagi-Ku sebuah rumah " Kemudian Jibril menunjukkan tempatnya. Adam menggali dan Hawa memindahkan tanahnya, sehingga sampai kepada air terdengar suara dari bawah, "Hati-hati wahai Adam." Ketika Adam sedang membangunnya, Allah berfirman kepadanya agar dia bertawaf di rumah itu dan dikatakan, "Kamu adalah manusia pertama dan ini adalah rumah pertama yang dibangun. Dalam AlQur’an juga ada firman Allah yang membenarkan bahwa kabah adalah rumah ibadah pertama yang dibangun di bumi. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia . (QS. Ali Imran : 96).

Di bangunan Ka'bah itu pulalah, Nabi Adam mengumpulkan seluruh anak-anaknya untuk persidangan, perkawinan dan penentuan hak untuk Qabil dan Habil, sebagai putra pertama dan kedua dari seluruh anak-anak Nabi Adam. Setelah wafatnya Adam as. anak-anaknya membangun Kabah dengan tanah dan batu. Disebutkan bahwa yang membangunnya adalah nabi Syits as. Setelah itu Kabah terus ada dan terjaga sampai datang topan dan banjir di zaman Nabi Nuh a.s. lalu tenggelam dan hilang tempatnya. Bangunan kabah tetap hilang hingga datang masa Nabi Ibrahim as bersama anak dan istrinya ke lembah gersang tanpa air yang ternyata disitulah pondasi kabah dan bangunannya pernah berdiri. Lalu Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail untuk mendirikan kembali kabah di atas bekas pondasinya dahulu.

Menurut riwayat dari Tsa'labi, bahwasanya ketika Allah Ta'ala memerintahkan nabi Ibrahim as. agar membangun kabah, Allah memperlihatkan padanya awan yang berwarna putih yang membentuk persegi-empat sebagaimana bentuk rumah, lalu Allah berfirman: "Wahai Ibrahim bahwa bangunan kabah itu sebagaimana bentuk awan putih itu. Menurut riwayat Al-Waqdi bahwasanya ketika nabi ibrahim sedang menggali buat pondasi ka'bah, beliau menemukan sebuah batu pualam hijau dan pada batu itu ada tulisan hanya 4 barisan.(Wallahu a'lam), lalu Allah berfirman kepada ibrahim as. agar mendatangkan batu-batuan buat bangunan ka'bah dari 5 gunung, yaitu: Gunung Thursina, Gunung Thurzita, Gunung Labanan, Gunung Joudi, Gunung Hira. Agar kelak pada hari kiamat nanti gunung-gunung tersebut dapat memberatkan timbangan jamaah haji.Setelah dikumpulkannya batu-batuan dari gunung-gunung tersebut Ibrahim mulai membangun ka'bah.

Ismail mengaduk pasir dengan semennya pada batu-batuan itu, lalu beliau melanjutkan dan membangun ka'bah hingga pada ketinggiannya. Lebar ukuran Kabah dibuat oleh Ibrahim adalah seperti berikut: " Dinding Timur adalah 48 kaki dan 6 inci " Dinding Hatim adalah 33 kaki " Dinding antara Hajar Aswad dan sudut Yamani adalah 30 kaki " Dinding Barat adalah 46.5 kaki.

Dalam sejarahnya setelah pembangunannya oleh Nabi Ibrahim, kabah pernah mengalami kehancuran akibat perang maupun bencana alam sehingga pembangunan ulang bangunan kabah juga dilakukan oleh suku-suku Arab yang merupakan keturunan Nabi Ismail yang berdiam di Mekah tersebut. Sehingga urutan pembangunan kabah yaitu: Generasi pertama dilakukan oleh Malaikat generasi ke-2 oleh Nabi Adam, Syist Bin Adam sebagai generasi ke-3. Generasi ke-4 Kabah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Kemudian pembangunan dilakukan oleh Suku Amaliqah dilanjutkan Suku Jurhum dan selanjutnya dilakukan oleh Qushai Bin Kilab. Generasi ke-8 dilakukan oleh abdul Muthalib dan dilanjutkan oleh generasi ke-9 oleh Quraisy. Pada generasi ke-10 kabah mengalami beberapa renovasi yang dilakukan oleh umat dari Nabi Muhammad saw.

Ada juga peristiwa menarik seputar kabah yaitu ketika pada tahun kelahiran Nabi Muhammad saw. Waktu itu kabah pernah hendak dihancurkan oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari Yaman. Allah SWT kemudian melindungi kabah dengan mengirimkan burung-burung Ababil yang melemparkan batu Sijil yaitu batu dari neraka yang amat panas untuk memusnahkan Abrahah beserta pasukannya. Tahun peristiwa tersebut disebut tahun gajah yang pada tahun itu juga merupakan tahun kelahiran dari Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw.

Kabah juga sempat dikotori oleh orang-orang Musyrik Mekah yang menempatkan berhala-berhala sebagai sesembahan selain kepada Allah. Setelah penaklukkan Mekah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dan pengikutnya kemudian berhala-berhala tersebut dihancurkan. Kini kabah telah menjadi kiblat sholat dan juga tempat thawaf.

Di masa Nabi Muhammad, awalnya perintah shalat itu ke baitul Maqdis di Palestina. Namun Rasulullah SAW berusaha untuk tetap shalat menghadap ke kabah. Caranya adalah dengan mengambil posisi di sebelah selatan kabah. Dengan menghadap ke utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis di Palestina, beliau juga tetap menghadap kabah. Namun ketika beliau dan para sahabat hijrah ke Madinah, maka menghadap ke dua tempat yang berlawanan arah menjadi mustahil. Dan Rasulullah SAW sering menengadahkan wajah ke langit berharap turunnya wahyu untuk menghadapkan shalat ke kabah. Hingga turunlah ayat berikut : Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 144). Dan adalah kepunyaan Allah Timur dan Barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah Wajah Allah - (Qs. 2 al-Baqarah : 115)

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengalihkan kiblatnya dari Baitul Maqdis ke kabah di Mekah. Hingga sekarang umat Islam tetap menjadikan kabah sebagai kiblatnya.

Maqam Nabi Ibrahim a.s.

Maqam Nabi Ibrahim a.s. adalah sebuah batu tempat berpijak Nabi Ibrahim a.s. ketika beliau meninggikan bangunan Kabah dari pondasinya. Nabi Ismail a.s. meletakkannya agar Nabi Ibrahim a.s. dapat naik lebih tinggi di atas batu tersebut. Jadi pengertian maqam disini bukan makam yang berarti kuburan. Batu ini diturunkan oleh Allah dari Syurga bersama-sama dengan Hajarul Aswad.Dari Abdullah Bin Amir Bin Ash mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Rukun (Hajar Aswad) dan Maqom adalah dua batu Ruby dari surga yang dihilangkan cahayanya oleh Allah. (HR. At-Turmudzi).

Ketika nabi Ibrahim membangun kabah, beliau berpijak pada batu itu yang kemudian batu pijakan itu mengangkat nabi ibrahim naik ke atas untuk menata batu bangunan ka'bah dan jika nabi ibrahim ingin turun , maka batu pijakan itupun turun ke bawah, kemudian beliau menyambut batu yang telah di semen oleh nabi ismail dari tangan ismail hingga beliau menyusun dan menata ka'bah hingga pada puncak bangunan.

Riwayat dari Anas bin Malik ra. berkata: bahwasanya telah kulihat bekas pijakan kaki Ibrahim as. pada batu itu membekas hingga membentuk telapak kakinya. Dan bentuk lekukan jari itupun sekarang sudah tidak begitu jelas lagi karena terlampau banyak orang yang menyentuhnya baik siang dan malam. Sekarang batu ini sudah ditutupi dengan perak. Pada batu ini dapat terlihat bekas kedua telapak kaki Nabi Ibrahim yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm.

Hajar Aswad

Hajar Aswad merupakan batu hitam yang diletakkan di salah satu sudut kabah. Menurut sejarahnya, Hajarul Aswad diturunkan oleh Allah dari langit. Batu itu mula-mula berwarna seperti permata putih, lebih putih dari salju, tetapi lama-kelamaan menjadi hitam sebab dosa manusia. Kalau tidak karena sentuhan tersebut niscaya cahayanya menerangi antara timur dan barat. Ini diterangkan dari hadis Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam yang bermaksud: Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, Rasulullah bersabda :" Hajarul Aswad diturunkan dari syurga dan berwarna lebih putih dari susu. Dosa-dosa manusia (anak Adam) menyebabkannya menjadi hitam " . Riwayat Ahmad dan Turmizi.

Hajar Aswad diberikan kepada Adam sebagai bagian dari kabah yang dibangunnya sebagai rumah ibadah pertama di muka bumi. Bangunan ini kemudian lenyap ketika banjir Nabi Nuh. Menurut riwayat Al-Kusai bahwasanya: ketika nabi ibrahim membangun kabah, terdengar oleh beliau seruan dari jabal Abi Qubais (Gunung Abi Qubais atau gunung kubais) dan berbunyi : "Wahai Ibrahim, bersamaku ada titipan buatmu, dan ambillah titipan itu". Lalu nabi Ibrahim pun mendekati gunung Abi Qubais, tiba-tiba gunung itupun membelah dan mengeluarkan sebuah batu hitam, karena pada waktu itu nabi Nuh as. ketika keluar dari bahteranya setelah badai topan, beliau menitipkan batu itu pada gunung Abi Qubais, oleh karena itu Allah memerintahkan agar Jabal Qubais menerima sebagai titipan. Dan batu itu ialah: "Hajar Aswad"

Selanjutnya setelah masa Ibrahim wafat, Hajar Aswad juga sempat menghilang ketika Bani Bakar bin Abdi Manaf bin Kinanah bin Ghaisyan bin Khaza'ah mengusir keturunan Jurhum dari Mekah, Amr bin Harits bin Madhadh Al Jurhumi keluar membawa dua patung emas kepala rusa dan Hajar Aswad dan dipendam di sumur Zamzam seterusnya mereka berangkat menuju Yaman. Pemendaman Hajar Aswad di dalam sumur Kabah tidak bertahan lama karena seorang wanita dari Khaza`ah memberitahukan kepada kaumnya bahwa dia melihat orang Jurhum memendam Hajar Aswad di sumur Zamzam. Kemudian mereka meletakkan Hajar Aswad kembali ke tempatnya. Hal ini terjadi sebelum pembangunan oleh Qushay bin Kilab.

Ketika ada banjir menimpa kabah, Kabah mengalami kerusakan dan dindingnya retak sehingga kabah perlu dibangun kembali. Tugas ini dibagikan antara empat kaum suku Quraish. Rasulullah turut membantu pembangunan kembali kabah. Setelah dinding-dindingnya telah selesai dibangun, tiba waktunya batu hajar aswad diletakkan kembali di tempatnya semula di dinding Timur Kabah. Terjadi perselisihan di antara mereka untuk menentukan siapa yang mendapat kehormatan meletakkan batu Hajar Aswad itu. Ketika perselisihan itu hampir menjadi pertengkaran, Abu Umayyah, penduduk tertua Makkah, menentukan agar lelaki pertama yang memasuki pagar masjid pagi keesokkannya lah yang akan memutuskan permasalahan ini. Lelaki itu ialah Rasulullah. Penduduk Mekah bergembira. "Ia adalah al-Amin. Ia adalah Muhammad," ucap mereka.

Muhammad menghampiri mereka lalu mereka memintanya supaya memutuskan perkara itu. Muhammad setuju. Muhammad menyarankan agar batu hitam itu ditaruh di atas sehelai kain, setiap ujung kain dipegang oleh seorang pemimpin suku. Kain itu diangkat ke tempat batu itu hendak diletakkan. Muhammad kemudian mengambil batu itu dan meletakkannya di tempatnya di dinding Kabah.

Hajar Aswad pernah pecah akibat perbuatan para perusak. Hajar Aswad kemudian disatukan kembali. Perekatan tersebut dilakukan setelah diadakan penelitian oleh para ahli untuk menentukan bahan khusus yang digunakan untuk merekat batu pecahan Hajar Aswad yaitu berupa bahan kimia yang dicampur dengan minyak misik dan ambar.

Hijir Ismail

Hijr Ismail arti harfiahnya adalah pangkuan Ismail. Di sanalah Ismail putra Ibrahim, pembangun Ka'bah ini pernah berada dalam pangkuan Ibunya yang bernama Hajar.Ketika Nabi Ibrahim a.s. membangun Kabah, tingginya hanya sembilan hasta yaitu sepertiga tinggi sekarang. Begitu juga beliau mendirikan bangunan Kabah di atas fondasi ditambah enam hasta yang sekarang masuk Hijir Ismail. Ketika pembangunan dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. lima hasta ini masuk bagian dari Kabah.

Hijir Ismail yang dulu dengan yang sekarang dapat dibedakan dengan mudah sekali, yaitu bahwa tembok yang lurus pada Hijir Ismail sekarang, yang sejajar menghadap ke arah Utara Kabah adalah masuk bagian Kabah yang dahulu dibangun Nabi Ibrahim a.s. Tempat yang dinamakan Hijir Ismail sekarang telah dibangun pagar batu berlingkar. Tingginya 1 1/2 meter. Letaknya berdampingan dengan Kaabah di sebelah utara. Dahulunya Hijr Ismail termasuk dalam bagian bangunan kabah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s. Tetapi setelah kabah yang dibangun oleh mereka hancur, bangsa Quraisy membangun Kabah kembali, mereka mengurangi dinding Kabah bagian Utara ke Selatan seluas enam hasta dan menjadikannya bagian dari Hijir Ismail.

Berdasarkan kepada sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, sebahagian dari Hijir Ismail itu adalah termasuk dalam Kabah. Ini diriwayatkan oleh Abu Daud dari 'Aisyah r.a. 'Aisyah r.a. berkata; "Aku sangat ingin memasuki Kabah untuk melakukan sholat di dalamnya. Rasulullah s.a.w. memegang tanganku dan memasukkan aku ke dalam Hijir Ismail sambil berkata " Sholatlah kamu di Hijir jika kamu hendak masuk ke dalam Kabah karena kaum engkau (orang Quraisy) telah meninggalkan bagian ini di luar semasa mereka membangun kembali Kabah".

Disunatkan bagi tiap-tiap orang yang telah mengerjakan tawaf, sholat sunat dan berdoa di Makam Ibrahim, sholat sunat pula dua rakaat di Hijir Ismail. Hijir Ismail itu pada mulanya cuma merupakan pagar batu yang sederhana saja. Kemudian para Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang berkuasa telah memecahkan dan membangun kembali pagar batu itu dengan batu marmer.

b. Thaibah (Madinah)


Negeri Taibah ini pada masa-masa lalu di zaman para Nabi terdahulu adalah merupakan sumber segala ilmu pengetahuan. Akhirnya orang menyebut negeri ini dengan nama Tai`bah yang diartikan sebagai Negeri Sumber Segala Pengetahuan. Negeri Taibah ini sebenarnya adalah kota Madinah.

Kota Madinah pada masa sebelum perkembangan Islam juga dikenal dengan nama Yastrib. Kota ini kemudian menjadi tempat hijrah para muslim dan menjadi tempat pusat perkembangan Islam yang penting. Nabi juga membangun tempat tinggalnya di Medinah dan juga Mesjid yang dibangun di sebelah rumahnya. Mesjid itu bernama Mesjid Nabawi. Ketika wafat, Nabi dimakamkan di dalam rumahnya tersebut. Sekarang Mesjid Nabawi telah diperluas sehingga makam Nabi Muhammad sekarang termasuk di dalam Mesjid Nabawi itu.

c. Thursina (Gunung Sinai)

Thursina (Gunung Sinai) adalah sebuah gunung yang terletak di Semenanjung Sinai di Mesir. Tinggi gunung ini adalah 2.285 meter. Gunung ini juga dikenal dengan nama Jabal Musa. Gunung ini merupakan tempat dimana Nabi Musa a.s. bercakap-cakap langsung dengan Tuhannya. Dari tempat ini juga Nabi Musa mendapatkan dua log batu dan Tauratnya dari Allah SWT.





d. Baitul Laham (Betlehem)


Betlehem adalah sebuah kota yang terletak di Palestina sekarang. Kota ini merupakan tempat kelahiran Nabi Isa a.s. Konstantin Agung pada 330 M kemudian membangun Gereja Kelahiran, di tengah Betlehem di atas sebuah gua yang disebut Holy Crypt, yang dipercaya orang Kristen sebagai tempat Nabi Isa a.s. dilahirkan. Ini merupakan gereja Kristen tertua di dunia.



e. Masjidil Aqsa


Kata al-aqsha mengandung dua arti. Secara harfiah ia berarti "jauh", maksudnya jauh dari Masjid AI-Haram. Arti makna-wiyahnya menurut sebagian ulama "bebas dari segala jenis kotoran, karena masjid ini tempat turun malaikat dan wahyu serta kiblat para Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.

Masjidil Aqsha terletak di Baitul Maqdis (Yerusalem). Sekarang di tempat ini telah terdapat bangunan masjid Aqsa dan Mesjid Kubatus Shakhrah (Kubah Batu/Dome of the Rock). Persekitaran kedua masjid ini dikenali sebagai Al-Haram al-Sharif dan ia menjadi tempat suci ketiga bagi umat Islam. Jadi yang disebut oleh Nabi Muhammad sebagai masjidil Aqsa tidaklah harus sebuah bangunan. Bangunan masjid Aqsa yang ada sekarang ini baru dibangun setelah Nabi Muhammad wafat.

Masjidil Aqso merupakan tempat dimana bait Allah pernah dibangun disitu oleh Nabi-nabi terdahulu. Ketika Nabi mengadakan Isra’ Mi’raj tempat tersebut sudah menjadi puing-puing. Kaum muslimin kemudian membangunnya kembali menjadi tempat ibadah kepada Allah seperti fungsinya semula. Mesjid Al-Aqsa merupakan kiblat umat Muslim yang pertama sebelum umat muslim mengalihkan kiblatnya ke Ka'bah yang ada di dalam Masjidil Haram

Menurut riwayat, Masjidil Al-Aqsha dibangun oleh Nabi Adam a.s setelah beliau membangun Masjidil Al-Haram. Dengan demikian Masjidil Al-Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi. Masjid itu rusak dan runtuh dimakan waktu, kemudian dibangun kembali oleh Nabi Ya'qub a.s, 40 tahun setelah Kabah dibangun kembali oleh kakeknya, Nabi Ibrahim a.s. Nabi Daud a.s membangun ulang masjid itu dan disempurnakan oleh putranya, Nabi Sulaiman a.s. Orang Yahudi menyebut tempat yang dibangun Nabi Sulaiman itu sebagai Kuil Sulaiman (Haikal Sulaiman).

Kuil Sulaiman dibangun oleh Nabi Sulaiman a.s sebagai tempat ibadah untuk menyembah Allah SWT. Kuil Sulaiman diyakini sebagai tempat ibadah bani Israil yang dibangun tahun 960 sebelum masehi. Dalam sejarahnya kuil ini kemudian dimusnahkan oleh Nebukadnezzar dari Babilonia pada tahun 586 SM. Oleh Nebukadnezar bangsa Yahudi digiring ke Babilonia untuk dijadikan budak.

Setelah kekalahan bangsa Babilonia dari bangsa Persia yang dipimpin oleh Cyrus, bangsa Yahudi dapat kembali ke Jerusalem dan mendirikan Kuil Sulaiman untuk kedua kalinya. Selanjutnya untuk Kedua kalinya kuil ini dimusnahkan oleh Kekaisaran Romawi pada tahun 70 Masehi. Titus, seorang jenderal Romawi, menyerang Jerusalem, menghancurleburkan isi kota termasuk Haikal Kedua dan mengusir bangsa Yahudi agar lenyap dari kawasan itu. Bangsa Yahudi mengungsi ke seluruh penjuru dunia.

Saat ini, hanya "Tembok sebelah Barat" yang diduga sisa dari bangunan kuil yang masih berdiri, oleh orang Yahudi tempat ini dinamakan "Tembok Ratapan/Wailing Wall". Kota ini kemudian dikuasai oleh Romawi sampai beberapa waktu yang lama.

Setelah Pemerintah Romawi Constantine memeluk agama Nasrani (312). Orang-orang Roma Kristen membangun gereja-gereja di Yerusalem, dan menjadikannya sebagai sebuah kota Nasrani. Romawi kemudian mengalami perpecahan menjadi Romawi Barat dengan pusatnya di kota Roma dan Romawi Timur dengan pusatnya di Konstantinople. Romawi Timur ini lebih dikenal sebagai Bizantium. Baitul Maqdis atau Yerusalem berada dalam kekuasaan Bizantium. Daerah ini juga pernah menjadi bagian Kerajaan Persia selama masa yang singkat karena Bizantium kembali berhasil merebutnya.

Pada tahun 638 Masehi, selepas beberapa tahun wafatnya Nabi Muhammad s.a.w., tentara Islam mengepung Baitul maqdis dan menaklukkannya tanpa pertumpahan darah. Penaklukkan ini dipimpin oleh Umar Bin Khattab, khalifah kedua Islam.Khalifah Umar memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor unta putih, dikawal oleh pemuka kota tersebut, Uskup Yunani Sofronius.

Sang Khalifah meminta supaya dibawa ke tempat Masjidil Aqsa dengan ditemani beratus-ratus orang Islam. Khalifah Saidina Umar mendapati tempat itu dipenuhi dengan debu dan sampah. Saidina Umar memerintahkan supaya tempat itu dibersihkan dengan segera. Di sana ia berlutut dan berdoa di tempat teman sekaligus nabinya Muhammad melakukan perjalanan malamnya. Di tempat sujudnya Nabi Muhammad waktu Isra’ Mi’raj tersebut kemudian didirikan sebuah masjid dari kayu. Mesjid ini dinamakan masjid Aqso.

Khalifah Umar kemudian melakukan sholat di tempat yang langsung berhadapan dengan gereja Holy Sepulchre. Di bekas tempat sholat Khalifah Umar ini kemudian didirikan Mesjid Umar. Tempat terjadinya peristiwa mi’raj Nabi Muhammad SAW ini kemudian dibangun beberapa bangunan penting seperti Mesjid Aqso dan Kubah Batu yang termasuk dalam bagian komplek Mesjid Al-Aqsha.

Kompleks Masjid AI-Aqsha ini lazim disebut Haram al-Syarif, atau Haram al-Quds (Tanah Haram yang Suci). Kompleks itu berbentuk persegi panjang dengan luas 285 x 470 meter, sekelilingnya dipagari tembok. Beberapa bangunan penting dalam komplek Masjidil Aqso diantaranya yaitu:

Mesjid Aqso

Merupakan tempat sujudnya Nabi Muhammad ketika melakukan Isra’ mi’raj. Pertama kali didirikan oleh Khalifah Umar bin Khatab setelah berhasil menaklukkan Baitul Maqdis. Mesjid Aqso itu dibangun dengan membangunnya dari kayu.Berulangkali para Khalifah dinasti Islam melakukan perbaikan dan pembaruan masjid Aqsha. Pada tahun 691 (72 H), Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari dinasti Umayyah, selain merehab dan merenovasi Masjid Al-Aqsha dengan kubah berwarna hijau, ia juga mendirikan sebuah bangunan berbentuk kubah untuk melindungi batu tempat pijakan Rasulullah SAW saat beliau akan dimi'rajkan.

Mesjid Kubatus Shakhrah

Bangunan ini terletak tak jauh (sekitar 100 meter) di sebelah utara Masjid AI-Aqsha, yang kemudian disebut Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Qubbatush-Sha-khrah, artinya Kubah Batu, Inggris: Dome of the Rock). Kubahnya berwarna kuning keemasan.

Mesjid Kubatus Shakhrah yang terdapat dalam komplek masjidil Aqsho, merupakan bangunan unik dalam dunia arsitektur Islam. Dinamakan dengan Kubatus Shakhrah (kubah batu besar) adalah sebagai peringatan untuk sebuah batu besar yang menjadi landasan naiknya Rasulullah saw. dalam perjalanan mikraj ke langit.

Mesjid ini mengalami beberapa kali renovasi, pada tahun 1554 M, dihiasi dengan mosaik dan keramik Turki. Di tengah-tengah Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Dome of the Rock), terdapat sebuah batu gunung (Arab : shakhrah) berukuran kurang lebih 13,8 x 17 meter, yang seolah-olah tergantung di udara. Di bawahnya terdapat gua berbentuk kubus berukuran 4,5 x 4,5 x 1,5 meter. Di bagian atas terdapat lubang besar bergaris tengah 1 meter. Di dalam ruangan itu terdapat sebuah mimbar dan orang dapat masuk ke dalamnya melalui sebuah pintu dengan menuruni sebuah tangga.

Menurut sebagian ulama, kesucian shakhrah itu sama dengan kesucian Hajar Aswad (batu hitam) di Ka'bah yang selalu dicium oleh jamaah haji/umrah saat tawaf; kedua batu itu sama-sama berasal dari surga. Itu sebabnya, batu pijakan Nabi Muhammad SAW saat akan mi'raj itu disebut Shakhrah al-Muqaddasah (batu yang disucikan). Meskipun bangunan Masjid Qubbah Al-Shakhrah disebut masjid, peziarah tidak dianjurkan melaksanakan shalat di dalamnya karena bangunan itu didirikan semata-mata untuk mengabadikan peristiwa Isra’ Mi'raj Nabi Muhammad SAW, bukan untuk tempat shalat.

f. Langit 

Langit (samaa' atau samawat) di dalam Al-Qur'an berarti segala yang ada di atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu, dan gas yang bertebaran.

"Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 500 tahun, dan diantara setiap langit jaraknya 500 tahun; antara langit yang ketujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun; dan antara kursi dan samudra air jaraknya 500 tahun; sedang 'Arsy berada di atas samudra air itu; dan Allah berada di atas 'Arsy tersebut, tidak tersembunyi bagi Allah sesuatu apapun dari perbuatan kamu sekalian." (Diriwayatkan oleh Ibnu Mahdi dari Hamad bin Salamah, dari 'Ashim, dari Zirr, dari 'Abdullah ibnu Mas'ud) "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara satu langit ke langit lainnya jaraknya perjalanan 500 tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudra, dan antara dasar samudra itu dengan permukaannya seperti jarak antara langit dengan bumi. Allah Ta'ala di atas itu semua dan tidak tersembunyi bagi-Nya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan Adam." (HR Abu Dawud dan Ahli Hadits lainnya)

g. Baitul Makmur

Ketika di langit ke tujuh Nabi Muhammad melihat Baitul Makmur. Baitul Makmur adalah tempat para malaikat bertawaf. Di langit terdapat sebuah bangunan yang juga mirip Ka'bah namanya Baitul Makmur, setiap hari Malaikat yang Thawaf (mengelilingi Baitul Makmur) sekitar 70.000 (wallahu alam). Diriwayatkan karena sangat banyaknya jumlah malaikat di langit itu, maka mereka hanya dapat Thawaf sekali dalam seumur hidupnya.

Ada sebuah kisah yang menceritakan tentang awal dibuatnya Baitul Makmur yaitu ketika Allah akan menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka bumi. "Dan ketika Tuhanmu berkata pada para malaikat, sesungguhnya aku menjadikan khalifah di muka bumi." Para malaikat bertanya, "Apakah Allah akan menjadikan manusia yang justru akan merusak bumi dan suka mengalirkan darah, padahal kami selalu memahasucikan dan memuji-Mu?" Allah SWT berfirman, "Aku lebih mengetahui tentang sesuatu yang tidak kamu ketahui."

Para Malaikat menyangka bahwa yang mereka katakan adalah sanggahan terhadap Tuhan dan bahwa perkataan mereka telah membuat Tuhan marah sehingga mereka berlindung di bawah Arsy sambil menadahkan kepala dan menunjuk dengan jari-jarinya, merendahkan diri dan menangis memohon ampun dari murka Allah. Para Malaikat tawaf di sekeliling Arsy cukup lama dan Allah melihat mereka lalu turunlah rahmat-Nya kepada mereka dan diciptakanlah di bawah Arsy sebuah rumah yang disebut Baitul Makmur.

Allah berfirman kepada para Malaikat, "Tawaflah di rumah ini dan tinggalkan Arsy", maka para Malaikatpun tawaf di rumah ini, tujuh puluh ribu malaikat satu hari satu malam, mereka tidak pernah kembali lagi kepada-Nya. Karena jumlah malaikat di langit itu sangat banyak, maka mereka hanya dapat Thawaf sekali dalam seumur hidupnya. (Jumlah manusia yang tidak sebanyak malaikat pun juga menyebabkan pemerintah Arab saudi membatasi jumlah jamaah haji untuk berthawaf di kabah).

Kemudian Allah mengutus malaikat-malaikat ke bumi seraya berfirman kepada mereka, "Bangunlah untuk-Ku sebuah rumah di bumi seperti ini (Baitul Makmur)." Maka Allah memerintahkan kepada makhluk-Nya di bumi untuk tawaf di rumah tersebut sebagaimana penghuni langit tawaf di Baitul Makmur. Para malaikat itu bertawaf di sekeliling kabah itu hingga datangnya nabi Adam dan istrinya Hawwa di wilayah itu.

h. Sidratul Muntaha

Sidratul muntaha secara harfiah berarti 'tumbuhan sidrah yang tak terlampaui', suatu perlambang batas yang tak seorang manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.

i. Arsy

'Arsy adalah bentuk mashdar dari kata kerja 'arasya - ya'risyu - 'arsyan yang berarti "bangunan", "singgasana", "istana" atau "tahta". Di dalam al-Quran, kata 'arsy dan kata yang seasal dengan itu disebut 33 kali. Kata 'arsy mempunyai banyak makna, tetapi pada umumnya yang dimaksudkan adalah "singgasana" atau "tahta Tuhan".

Arsy adalah singgasana Allah tempat Allah bersemayam. Keterangan ini ada pada Al Qur’an: Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy. (QS. Thaha : 5) Arsy terletak di tempat tertinggi. Arsy merupakan atap Firdaus, sedangkan Firdaus adalah surga yang paling tinggi.

Arsy ini sangat luas lebih luas dari langit dan bumi. Langit yang luas ini jika dibandingkan dengan luas ‘arsy sama dengan perbandingan di antara luas sebuah kubah dan luas padang sahara. Abu asy-Syaikh juga meriwayatkan hadis dari asy-Sya‘bi yang menerangkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "‘Arsy itu terbuat dari batu permata yakut merah. Kemudian, satu malaikat memandang kepada ‘arsy dengan segala keagungan yang dimilikinya". Lalu, Allah Swt. berfirman kepada malaikat tersebut, "Sesungguhnya Aku telah menjadikan engkau memiliki kekuatan yang sebanding dengan kekuatan 7.000 malaikat. Malaikat itu dianugerahi 70.000 sayap. Kemudian, Allah menyuruh malaikat itu terbang. Malaikat itu pun terbang dengan kekuatan dan sayap yang diberikan Allah ke arah mana saja yang dikehendaki Allah. Sesudah itu, malaikat tersebut berhenti dan memandang ke arah ‘arsy . Akan tetapi, ia merasakan seolah-olah ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya terbang semula. Hal ini memperlihatkan betapa besar dan luasnya ‘arsy Allah itu."

Itulah beberapa tempat yang dikunjungi dalam perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw.




Artikel ini ibu ambil dari sini 

Post a Comment

0 Comments