Menanamkan Konsep Kalah Sejak Dini Pada Anak

26 comments
Assalamualaikum, 

Bagi setiap orang tua, anak adalah pemenang. Betul ga bu ibu?

Kadang orang tua lupa ngajarin gimana caranya nerima kekalahan. Padahal ya bu ibu, menerima kekalahan ini tuh adalah salah satu proses pembelajaran yang harus diterapkan dan diajarkan pada anak sejak dini, insya allah jika anak mampu menerima kekalahan bakalan membentuk anak menjadi pribadi yang baik.


Alhamdulillah sejak kecil neng Marwah sudah ibu kenalkan sama kalah dan menang. Jadi ketika neng ikutan lomba dan kalah, neng bisa menerima nya dengan lapang, ga ada nangis dan kesal meski mungkin dalam hatinya adalah rasa sedih. Ga bisa dipungkiri kan bu ibu kalau kalah itu kadang suka nyesek dan sedih, ye kan?

Menang itu memang membanggakan, siapa sih yang gak seneng kalau dalam suatu perlombaan anaknya menang, namun kalau memang anaknya kalah mau gimana dong. ketika anak kalah, harusnya ingat bahwa kekalahan ini tuh proses yang harus dilakukan orang tua untuk mendampingi anak, apalagi kalau anaknya sedang kurang percaya diri. Kalau peran orang tua kurang dalam hal ini, anak pasti menjadi pesimis dan ga mau lagi ikutan lomba, anak putus asa.

Menanamkan konsep kalah sejak dini pada anak itu penting, mengenalkan anak bahwa kalah bukanlah suatu hal yang buruk. Kalah itu adalah proses belajar, sepele sih memang tapi jika orang tua menyampaikannya dengan perlahan dan dengan hati, insya allah anak bakalah paham.

Dan inilah beberapa tips supaya anak mampu menerima kekalahan :

Pahami kekalahan
Kalah bukan berarti tidak menjadi juara.
Tanamkan ini pada anak, sesering mungkin. Jelaskan tentang hasil akhir sebuah lomba dan kompetisi itu bukan melulu harus menjadi juara namun juga untuk semangat. Jelaskan juga kalau permainan itu harus ada menang dan kalah. Semua yang ikut kompetisi ya juara

Ungkapkan perasaan
Manusiawi kalau kalah, terus sedih. Ya silakan saja kalau memang butuh untuk mengekspresikan kekalahan. Biasanya anak nangis, silakan saja. Ajarkan juga pada anak untuk meluapkan ekspresinya, tapi ya jangan  berlebihan. Sewajarnya saja.

Mengakui kekurangan
Jika memang anak kalah, jangan bilang “ harusnya kamu menang, si A itu bla bla bla. Justru kita sebagai orang tua juga harus mengajarkan anak rendah hati dan mengakui kekurangannya, ini demi proses belajar anak selanjutnya.

Proses
Berikan motivasi pada anak ketika anak mulai menunjukkan kerja kerasnya untuk meraih juara, jangan fokus sama kalah dan menangnya, namun fokuskan pada proses dan kerjakeras  anak. Jadi anak pun akan terbiasa menghargai sebuah proses bukan hasil akhirnya.



Dan semua ini akan kembali pada pola asuh orang tua masing – masing juga sih.


Tulisan ini adalah artikel tanggapan dari artikel mak Aswina Utari pada  #KEBloggingCollab  kelompok Ghea Panggabean yang ditulis oleh Aswinda Utari.



Wassalam,

Tian lustiana 


Tian Lustiana
Tian Lustiana is a ordinary people with extraordinary dreams.

Related Posts

26 comments

  1. Subhanallah, belajar banyak dari Tian, semoga bisa menduplikasi apa yang Tian ajarkan ke neng marwah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga masih belajar teh, hihi. Yuk belajar bareng - bareng

      Delete
  2. Luar biasa mom. Kekalahan itu adalah hal yang sulit diterima. saat anak diajarkan untuk sportit dan mengakui kemenangan oranglain adalah hal yang luar biasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, makanya memang harus dididik sejak dini

      Delete
  3. Sukses dengan pola didik anak nya Teh. Banyaknya jangankan menanamkan pemahaman ini pada anak, lah orangtuanya saja masih sering gak akur sama warga lain gara2 "kalah menang" ini.

    Kalah keren sama tetangga, kalah baru perabotannya sama tetangga, belum lagi kalah berat emas yang dipajang di badannya... Jangankan mengajari anak, mendidik diri sendiri saja masih banyaknya gagal :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belum sukses teh, saya masih harus banyak belajar kok.

      Delete
  4. Dulu anakku klo ikut lomba ktk dia kalah msh suka nangis tapi learning by doing akhirnya ngerti sndiri stleh bbbrp kli ikut tanding

    ReplyDelete
  5. Dengan mengajak anak berkompetisi juga sekaligus memberikan edukasi bahwa kekalahan merupakan proses dari kemenangan yang tertunda ya Mba.. great job Mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya betul sekali, jadi anak terus semangat yah

      Delete
  6. Kalah bukan berarti kekalahan. Masih ada pintu lain utk menang.

    ReplyDelete
  7. Baguus bangat Teh Tian sudah ajarkan tetang bagaimana anak harus menyikapi menang dan kalah dalam mengikuti lomba apapun, ini benar-benar penting supaya anak tetap bijak menempatkan diri saat menang atau kalah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya jadi anak bisa menerima dengan lapang. jika kalah. Dan insya allah jika menang engga bakalan tinggi hati.

      Delete
  8. Bener ini, karena mengakui kekalahan berarti.memupuk sikap sportif pada anak

    ReplyDelete
  9. Wah iya ya bu.. Yang pasti kita sebagai orang tua juga harus selalu belajar dan ingat..ketika anak mengalami kekalahan, kendalikan emosi atau sembunyikan kekecewaan kita. Tanamkan juga sejak dini ttg menerima kelebihan oranglain. Jadi pas kalah dari si A,dia tau dan mau mengakui kalo si A memang keren. Hehe.. Soalnya byk orang yg nerima kekalahan tapi gak dibarengi dengan mengakui kelebihan yang jdi pemenang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, ketika anak kalah, ga bisa dipungkiri sebagai ibu akan ada rasa kecewa juga, tapi ya kalau orang tua kecewa gimana mau menanamkan sikap lapang menerima kekalahan pada anak dong hihi

      Delete
  10. Hehe beneran penting ini Teh Tian.. Keren, kadang suka lupa mengingatkan ini kepada anak2, padahal berat juga karena kita ortu saja kadang suka susah move on kalau optimal berusaha terus kalah hahaha...

    ReplyDelete
  11. Wah bagus ini..sepertinya kalau dilengkapi konsep menang lebih komplit ya teh karena juga perlu kadang ada anak yg suka sombong atau takabur kalau menang dan itu tidak juga tidak baik :D Tulisan keren :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya allah kalau sudah diajarkan lapang dada menerima kekalahan, jika menangpun engga bakalan takabur dan sombong, insya allah

      Delete
  12. Waalaikumsalam..

    Memang harus diberi penjelasan yaa kak saat anak harus menghadapi kondisi kalah atau menang. Hal terpenting yaitu pola asuh dari orangtua yang menjadi juara karena kalah atau menang itu hal yang biasa*

    ReplyDelete
  13. aku sepakat dengan yang namanya konsep penagsuhan itu tergantung dengan orang tua masing-masing

    ReplyDelete
  14. Belajar menerima kekalahan itu rasanya lebih berat ya teh. Sama juga kayak belajar menang tapi gak jumawa.

    ReplyDelete
  15. Bener juga sih mbak, tapi kebanyakan ada jg beberapa orangtua yang malah membenarkan anaknya utk jadi pemenang dan tidak menerima kekalahan. Padahal kan menang kalah itu hanya sebuah kompetisi untuk membuat anak2 berani

    ReplyDelete

Post a Comment