Assalamualaikum,
Bagi setiap orang tua, anak adalah
pemenang. Betul ga bu ibu?
Kadang orang tua lupa ngajarin gimana
caranya nerima kekalahan. Padahal ya bu ibu, menerima kekalahan ini tuh adalah
salah satu proses pembelajaran yang harus diterapkan dan diajarkan pada anak
sejak dini, insya allah jika anak mampu menerima kekalahan bakalan membentuk
anak menjadi pribadi yang baik.
Alhamdulillah sejak kecil neng Marwah
sudah ibu kenalkan sama kalah dan menang. Jadi ketika neng ikutan lomba dan
kalah, neng bisa menerima nya dengan lapang, ga ada nangis dan kesal meski
mungkin dalam hatinya adalah rasa sedih. Ga bisa dipungkiri kan bu ibu kalau
kalah itu kadang suka nyesek dan sedih, ye kan?
Menang itu memang membanggakan, siapa
sih yang gak seneng kalau dalam suatu perlombaan anaknya menang, namun kalau
memang anaknya kalah mau gimana dong. ketika anak kalah, harusnya ingat bahwa
kekalahan ini tuh proses yang harus dilakukan orang tua untuk mendampingi anak,
apalagi kalau anaknya sedang kurang percaya diri. Kalau peran orang tua kurang
dalam hal ini, anak pasti menjadi pesimis dan ga mau lagi ikutan lomba, anak
putus asa.
Menanamkan konsep kalah sejak dini
pada anak itu penting, mengenalkan anak bahwa kalah bukanlah suatu hal yang
buruk. Kalah itu adalah proses belajar, sepele sih memang tapi jika orang tua
menyampaikannya dengan perlahan dan dengan hati, insya allah anak bakalah
paham.
Dan inilah beberapa tips supaya anak
mampu menerima kekalahan :
Pahami
kekalahan
Kalah bukan berarti tidak menjadi
juara.
Tanamkan ini pada anak, sesering
mungkin. Jelaskan tentang hasil akhir sebuah lomba dan kompetisi itu bukan
melulu harus menjadi juara namun juga untuk semangat. Jelaskan juga kalau
permainan itu harus ada menang dan kalah. Semua yang ikut kompetisi ya juara
Ungkapkan
perasaan
Manusiawi kalau kalah, terus sedih. Ya
silakan saja kalau memang butuh untuk mengekspresikan kekalahan. Biasanya anak
nangis, silakan saja. Ajarkan juga pada anak untuk meluapkan ekspresinya, tapi
ya jangan berlebihan. Sewajarnya saja.
Mengakui
kekurangan
Jika memang anak kalah, jangan bilang
“ harusnya kamu menang, si A itu bla bla bla. Justru kita sebagai orang tua
juga harus mengajarkan anak rendah hati dan mengakui kekurangannya, ini demi
proses belajar anak selanjutnya.
Proses
Berikan motivasi pada anak ketika
anak mulai menunjukkan kerja kerasnya untuk meraih juara, jangan fokus sama
kalah dan menangnya, namun fokuskan pada proses dan kerjakeras anak. Jadi anak pun akan terbiasa menghargai
sebuah proses bukan hasil akhirnya.
Dan semua ini akan kembali pada pola
asuh orang tua masing – masing juga sih.
Tulisan ini adalah artikel tanggapan dari artikel mak Aswina Utari pada #KEBloggingCollab kelompok
Ghea Panggabean yang ditulis oleh Aswinda Utari.
Wassalam,
Tian lustiana
Subhanallah, belajar banyak dari Tian, semoga bisa menduplikasi apa yang Tian ajarkan ke neng marwah
ReplyDeleteSaya juga masih belajar teh, hihi. Yuk belajar bareng - bareng
DeleteLuar biasa mom. Kekalahan itu adalah hal yang sulit diterima. saat anak diajarkan untuk sportit dan mengakui kemenangan oranglain adalah hal yang luar biasa.
ReplyDeleteIya, makanya memang harus dididik sejak dini
DeleteSukses dengan pola didik anak nya Teh. Banyaknya jangankan menanamkan pemahaman ini pada anak, lah orangtuanya saja masih sering gak akur sama warga lain gara2 "kalah menang" ini.
ReplyDeleteKalah keren sama tetangga, kalah baru perabotannya sama tetangga, belum lagi kalah berat emas yang dipajang di badannya... Jangankan mengajari anak, mendidik diri sendiri saja masih banyaknya gagal :)
Belum sukses teh, saya masih harus banyak belajar kok.
DeleteDulu anakku klo ikut lomba ktk dia kalah msh suka nangis tapi learning by doing akhirnya ngerti sndiri stleh bbbrp kli ikut tanding
ReplyDeleteYess, learning by doing aja mbak
DeleteDengan mengajak anak berkompetisi juga sekaligus memberikan edukasi bahwa kekalahan merupakan proses dari kemenangan yang tertunda ya Mba.. great job Mba
ReplyDeleteiya betul sekali, jadi anak terus semangat yah
DeleteKalah bukan berarti kekalahan. Masih ada pintu lain utk menang.
ReplyDeleteIyess, betul banget
DeleteBaguus bangat Teh Tian sudah ajarkan tetang bagaimana anak harus menyikapi menang dan kalah dalam mengikuti lomba apapun, ini benar-benar penting supaya anak tetap bijak menempatkan diri saat menang atau kalah.
ReplyDeleteIya jadi anak bisa menerima dengan lapang. jika kalah. Dan insya allah jika menang engga bakalan tinggi hati.
DeleteBener ini, karena mengakui kekalahan berarti.memupuk sikap sportif pada anak
ReplyDeleteIya banget.
DeleteWah iya ya bu.. Yang pasti kita sebagai orang tua juga harus selalu belajar dan ingat..ketika anak mengalami kekalahan, kendalikan emosi atau sembunyikan kekecewaan kita. Tanamkan juga sejak dini ttg menerima kelebihan oranglain. Jadi pas kalah dari si A,dia tau dan mau mengakui kalo si A memang keren. Hehe.. Soalnya byk orang yg nerima kekalahan tapi gak dibarengi dengan mengakui kelebihan yang jdi pemenang.
ReplyDeleteiya, ketika anak kalah, ga bisa dipungkiri sebagai ibu akan ada rasa kecewa juga, tapi ya kalau orang tua kecewa gimana mau menanamkan sikap lapang menerima kekalahan pada anak dong hihi
DeleteHehe beneran penting ini Teh Tian.. Keren, kadang suka lupa mengingatkan ini kepada anak2, padahal berat juga karena kita ortu saja kadang suka susah move on kalau optimal berusaha terus kalah hahaha...
ReplyDeleteiya betul banget teh Ida
DeleteWah bagus ini..sepertinya kalau dilengkapi konsep menang lebih komplit ya teh karena juga perlu kadang ada anak yg suka sombong atau takabur kalau menang dan itu tidak juga tidak baik :D Tulisan keren :D
ReplyDeleteInsya allah kalau sudah diajarkan lapang dada menerima kekalahan, jika menangpun engga bakalan takabur dan sombong, insya allah
DeleteWaalaikumsalam..
ReplyDeleteMemang harus diberi penjelasan yaa kak saat anak harus menghadapi kondisi kalah atau menang. Hal terpenting yaitu pola asuh dari orangtua yang menjadi juara karena kalah atau menang itu hal yang biasa*
aku sepakat dengan yang namanya konsep penagsuhan itu tergantung dengan orang tua masing-masing
ReplyDeleteBelajar menerima kekalahan itu rasanya lebih berat ya teh. Sama juga kayak belajar menang tapi gak jumawa.
ReplyDeleteBener juga sih mbak, tapi kebanyakan ada jg beberapa orangtua yang malah membenarkan anaknya utk jadi pemenang dan tidak menerima kekalahan. Padahal kan menang kalah itu hanya sebuah kompetisi untuk membuat anak2 berani
ReplyDelete