Mendampingi Anak Praremaja

Bismillah, 

Mungkin waktu akan terasa cepat berlalu, ketika melihat anak yang dulu masih kecil dan menggemaskan sekarang sudah beranjak remaja. Perilaku dan kebiasaan anak pun perlahan berubah. Pokoknya perubahannya itu keras abanget. Baik secara fisik, kognitif, emosional ataupun perubahan sosialnya. 

Saya rasa, anak yang sedang beranjak dari anak ke praremaja ini tuh lagi menunjukkan bahwa dia bisa mandiri. Padahal pada kenyataannya anak yang baru atau akan memasuki usia praremaja ini sangat masih membutuhkan orang tua. Tapi mereka tuh gak sadar dan merasa bisa mandiri. 



Mengingat pentingnya komunikasi dan hubungan antar keluarga untuk masa depan anak dan memang hubungan baik dengan orang tua ini adalah hal penting untuk anak mempersiapkan diri menuju masa remaja. 

Meski kadang saya juga suka kesal sama anak dan kebiasaan saya kalau sedang marah tuh diam. Jadi neng Marwah tau kalau ibu lagi diam terus ga ngomong artinya sedang marah, hehe. 

Tapi bagaimana pun saya harus bisa mengendalikan emosi dan diri saya, neng Marwah bertambah terus usianya begitupun dengan emosinya yang berangsur berubah juga. 

Terus gimana dong caranya mendidik anak praremaja supaya kita sebagai orang tua bisa menjadi pendamping yang baik untuk anak - anak di masa praremaja ini? 

Mari luangkan waktu khusus. Jujur, mengajak diskusi atau ngobrol anak praremaja ini agak susah. Tapi meskipun begitu, sebagai orang tua saya harus bisa melakukan ini. Harus bisa meluangkan waktu khusus untuk anak bicara dari hati ke hati. Jadwalkan 1 atau 2 kali seminggu, ngobrol hanya berdua saja dengan anak supaya bisa lebih dalam lagi selami dunia anak dan hati anak. 

Perlihatkan dan tunjukkan bahwa sebagai orang tua, kita sangat mencintai dan sayang pada anak, sampai kapanpun juga. Anak yang sedang dalam masa transisi menuju masa praremaja ini sangat membutuhkan hubungan baik dengan orang tuanya, karena mereka membutuhkan rasa aman. 

Pendekatan tidak langsung. Gimana yah melakukan pendekatan yang tidak langsung pada anak praremaja ini? 

Plis, jangan memberondong anak dengan banyak pertanyaan secara langsung, yang ada anak males jawab. So, duduk bersama anak dan jangan banyak pertanyaan namun lebih banyak mendengarkan apa yang ingin anak bicarakan. 

Anak memang akan enggan untuk bicara langsung pada kita. Namun percayalah, anak perlahan akan butuh kita untuk menjadi pendengar yang baik dan anak siap untuk berbicara apa saja pada kita. 

Jangan hakimi anak. Ternyata terlalu banyak mengkritik dan menghakimi anak tuh yang ada anak akan menjauh. Anak praremaja itu sangat memperhatikan bagaimana pandangan kita sebagai orang tuanya kepada lingkungan sekelilingnya. 

Sekarang, neng Marwah udah bisa menanyakan penilaian saya pada seorang anak. Misalnya jika ada teman neng Marwah yang menyebalkan, neng Marwah suka langsung nanya saya, gimana pendapat saya, Jadi saya harus sebisa mungkin bersikap netral di depan anak. 

Jangan baperan Jangan mudah kesinggung, alias jangan baperan kalau anak anak zaman now bilang. Usia praremaja ini biasanya anak tuh lebih seneng bergaul dengan temannya, chit chat bersama temannya dan kadang suka nolak ajakan orang tua. 

Iya bener, dulu neng Marwah suka ga mau saya tinggal. Sekarang kadang dia lebih seneng chatting sama temennya dibandingkan nonton bareng saya. huhuh. Saya berusaha jangan baperan ketika neng Marwah menolak, harus belajar memahaminya. Diamati saja, selama anak masih on track ya gapapa. 



Selalu dampingi tontonan anak Anak dan gadget zaman now susah dipisahkan yah. Meskipun ada jadwal dan screentime namun tetap saja kita jangan lengah. Dampingi selalu apa yang anak tonton, dan sesekali buka diskusi bersama anak tentang apa yang sedang ia tonton. Diskusi santai aja jangan kaku dan berat, ini tuh cara bonding / mendekatkan hubungan anak dan orang tua. 

Kadang saya dan neng Marwah suka nonton drama atau sinetron barengan, jadi saya bisa awasi dan ajak diskusi juga tentang apa yang sedang kita tonton. 

Saya merasa, seiring berkembang pesatnya teknologi maka ini adalah tugas kita sebagai orang tua untuk mengajak anak diskusi tentang batasan - batasan tertentu. Jadi bisa langsung dibicarakan juga mana saja yang bisa dan tidak bisa diikutin. 

Jangan lebay & bertindak berlebihan .Jujur, saya termasuk yang berlebihan dan terkadang lebay dalam urusan anak. Ternyata mendidik anak secara berlebihan itu justru akan memicu emosi anak pra remaja yang sedang berada pada fase tidak stabil. 

Dari situ saya belajar, mulai belajar dan terus belajar. Karena memang pada dasarnya menjadi orang tua itu belajar tanpa henti. Ketika anak terlihat sedang sedih, pahami dia jangan malah bikin tambah sedih dengan memperlihatkan kesedihan kita. 

Itulah, beberapa tips sederhana yang semoga saja bisa diterapkan pada pendekatan anak praremaja yah. 



With love,


Tian lustiana 







Post a Comment

0 Comments