Sebagai
wanita, pengalaman pertama yang paling berkesan adalah ketika saya pertama kali
menjadi seorang ibu. Meskipun banyak buku, banyak artikel dan banyak Tanya sana
– sini, tidak menjadikan saya mahir menjadi seorang ibu diwaktu pertama.
Semenjak saya tahu bahwa saya sedang hamil, senang dan juga takut itu
sepertinya bercampur dalam hati saya. Entahlah kala itu perasaan saya sangat
campur aduk, saya senang sekali dan saya takut sekali. Saya senang karena saya
akan diberikan anugerah yang paling indah, dan tidak semua wanita mengalami hal
ini meskipun kodrat wanita itu mengandung, melahirkan dan membesarkan anak.
Rasa takut saya melanda karena saya takut tidak bisa memberikan yang terbaik
untuk calon anak saya ini, sebenarnya saya tidak boleh seperti ini, semua sudah
diatur oleh Allah Swt, saya hanya wajib berusaha dan bersyukur.
Semenjak
saya tahu bahwa ada janin yang harus saya berikan nutrisi cukup dan gizi yang
baik, saya menajdi lebih perhatian terhadap diri saya. Alhamdulillah suami dan
keluarga juga sangat memperhatikan kondisi saya. Sampai usia kehamilan 3 bulan
Alhamdulillah saya tidak merasakan apa – apa, pola makan saya pun berjalan
biasanya dan saya pun tidak mengalami morning sickness seperti kebanyakan
wanita hamil lainnya. 3 bulan pertama saya sangat menikmati kehamilan ini, lalu
semua berjalan tidak sesuai dengan harapan dan keinginan saya, menginjak usia
kandungan ke 4 bulan, saya mulai merasakan mual dan pusing. Namun anehnya saya
tidak mengalami morning sickness, namun nigt sickness. Saya muntah dan mual
dimalam hari sebelum saya tidur, selain itu badan saya gatal – gatal dan bentol
disana – sini. Gatal – gatal ini katanya bawaan anak, karena sedang hamil jadi
saya juga merasa takut untuk mengkonsumsi obat sembarangan. Rasa gatal yang
hebat ini muncul setiap malam saja, pagi sampai siang tidak terasa sama sekali.
Dan ini memang keajaiban hamil, pikirku.
Sampai
usia kandungan menginjak 8 bulan, saya masih merasakan gatal, mual dan pusing
setiap malam. Ini saya nikmati dan benar – benar saya nikmati. Suami yang
selalu siaga membuat saya merasa tidak repot dengan rasa gatal yang saya alami
setiap malam dari usia kandungan 4 bulan sampai 8 bulan. Suami selalu membantu
menggaruk dan mengelus sampai saya terlelap, terimakasih ayah. Ajaibnya
menginjak usia kandungan 9 bulan, semua rasa gatal, mual dan pusing hilang
seketika. Tanpa obat dan tanpa apapun, mamah saya bilang inilah keajaiban
wanita hamil.
Selama
kehamilan, saya bekerja disebuah salon kecantikan sebagai kasir. Aktifitas saya
lakukan seperti biasa. Hingga suatu hari diusia kandungan yang hamper 9 bulan,
saya menyetorkan uang ke bank, antrian cukup panjang. Saya dikagetkan dengan
pekikkan seorang ibu yang berada disamping saya. Neng itu ketubannya pecah, dan
saya hanya melongo saja sambil berkata saya ga pipis kok, saya tidak tahu sama
sekali bahwa saat itu saya mengalami pecah ketuban. Ibu – ibu yang berada
disamping saya mendekat dan menanyakan dengan siapa saya datang kesana saat
itu, dan beliau menyarankan agar saya segera ke rumah sakit karena ketuban saya
sudah pecah. Wajar saja jika saya sangat awam dengan hal ini, ini kehamilan
pertama sih. Dan juga usia saya saat itu masih 22 tahun. Setelah disarankan ibu
itu saya segera menelepon suami dan minta diantar pulang. Sesampainya dirumah
saya segera ke bidan dan kata bidan sih tidak ada masalah, air ketuban dalam
kandungan saya masih banyak. Lalu saya pun pulang kerumah. Keesokan harinya
saya merasakan mulas, kata mamah sih kalau belum 5 menit sekali itu bukan mulas
akan melahirkan. Selama mulas itu saya mengajak suami jalan –jalan ke mall,
alasannya agar pembukaan saya cepat dan saya cepat melahirkan. Permintaan saya
pun dituruti dan kami berjalan – jalan ke mall. Setiap orang yang melihat
mereka selalu meringis, padahal saya sendiri cuek saja. Selama hamil saya naik
25kg, dari usia 7 bulan perut saya sudah besar dan kebawah seperti akan segera
melahirkan, dan saya yakin itulah yang menyebabkan orang – orang selalu
meringis ketika berpapasan dengan saya.
Hingga
19 juni 2008, saya merasakan mulas yang lumayan hebat, bawah perut saya sakit
dan belakang punggung pun terasa panas. Tangisan malah membuat saya semakin
kesakitan. Mamah yang mengelus dan memberikan doa untuk saya, hingga air dari
pak ustadz pun saya minum namun saya tetap saja merasakan kesakitan yang hebat.
Inilah proses melahirkan yang harus dilalui sebelum saya bisa melihat wajah
bayi yang 9 bulan berada dalam kandungan. Berdzikir selama mulas alhamdulillah membuat saya sedikit tenang. Tanggal
19 juni pun berlalu begitu saja, dan rasa mulas saya masih dirasakan dan
semakin hebat. Keringat demi keringat yang disertai tangisan membuat saya
semakin lemah, nafsu makan pun nyaris hilang.
Tanggal
20 Juni 2008, saya masih dengan rasa mulas dan masih berada di ruang ibu bidan.
Karena bidan ini lokasinya dekat dengan rumah, maka persalinan saya lakukan
disini. Diruang bidan ini saya menangis dan berdoa, sudah dua hari saya
merasakan mulas namun bayi tak kunjung lahir. Ibu bidan pun dengan ramah dan
sabar mengecek pembukaan saya, namun masih tetap pembukaan satu. Namun ibu
bidan menenangkan, bahwa saya tetap bisa melahirkan normal, dan kondisi bayi masih baik – baik
saja. Hingga pada 21 Juni 2008 setelah doa dan air doa diikhtiarkan untuk
kelancaran persalinan saya, dan semua itu tidak ada hasilnya. Saya masih tetap
kesakitan dan sang bayi tak kunjung lahir. Sampai akhirnya mamah teringat akan
perlakuan saya pada anak tante kemarin. Ketika saya mulas hebat, anak tante ini
berteriak kencang tepat di daun telinga saya dan secara otomatis saya pukul
kepalanya. Dan inilah penyebab kenapa saya susah melahirkan. Lalu saya minta
maaf pada anak tante, sekitar jam 2 tanggal 21 juni 2008. Keajaiban datang
seketika pembukaan 1 langsung berangsur secara cepat hingga akhirnya pada jam
15.30 saya pun melahirkan. Alhamdulillah bayi saya selamat meskipun sempat
kekurangan oksigen karena terlilit tali ari –ari. Betapa semua ini saya jadikan
pengalaman dan pembelajaran untuk kedepannya. Bahwa selama hamil jangan pernah
menorehkan luka pada siapapun, sekalipun pada anak kecil. Dan karena ini
pengalaman pertama saya, jadi saya belum begitu paham benar tentang aturan
wanita hamil dalam berperangai.
Begitu
bayi saya lahir, bahagia dan rasa syukur saya panjatkan pada Allah swt. Saya
berharap kelak anak saya yang diberinama
Marwah Khumaira Firmansyah
ini menjadi anak solehah dan anak cerdas.
Sekian
cerita tentang pengalaman pertama saya melahirkan anak, banyak pengorbanan dan
banyak perjuangan yang dilalui seorang ibu untuk melahirkan sang anak. Jaga
lisan, perbuatan selama hamil. Jangan pernah menyakiti hati orang lain, jangan
pernah melakukan hal yang tidak diperbolehkan untuk orang hamil. Karena
larangan dan aturan untuk wanita hamil ini biasanya suka benar.
Selamat
datang kedunia anakku.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Hamil dan Melahirkan ala Bunda Salfa”
pengorbanan yg terbayar dgn kebahagiaan ya mak... :)
ReplyDeletehehe iyaa mak
DeletePerjuangan ya Mak :) semangat terus..
ReplyDeletePerjuangan ya Mak :) semangat terus..
ReplyDeleteselalu semangat
Deletemak yang bawah tahunnya keliru ya, 21 Juni 2014??? pikirku bayi 6 bulan kok dah pandai bergaya hehe
ReplyDeleteWah, untung gk kenapa2 ya Mak, waktu di bank itu
ReplyDeleteMarwah cantiknya :)
Semoga Marwah menjadi anak kebanggaan ayah ibu :)
ReplyDelete