Ketika Anak Remaja Jatuh Cinta

Post a Comment

 "Bu, aku sudah ditembak!"

Wah, kaget tapi saya mencoba tenang. Usia neng Marwah sudah 14 tahun, kelas 8. Sebelumnya neng Marwah pernah bercerita bahwa ada yang suka sama dia. Neng juga pernah bercerita bahwa dia punya crush / kecengan. 

Duh, berkecamuk berbagai rasa dalam dada ini, ada perasaan takut dan was - was. Anakku sudah remaja, dan sudah mulai jatuh cinta. Apalagi neng bilang sudah ada yang nembak, duh makin galau lah hati ini. 



Sejak neng mulai remaja, sangat butuh banyak perhatian, disiplin dan juga pengasuhan yang beda dengan usia neng dulu. Karena dalam usia yang remaja ini tahapan dimana anak remaja ini suka dunia yang serba mandiri, nggak mau dicampuri urusannya sama orang tua. Namun orang tua juga tidak bisa cuek. 

Pertumbuhan emosi dan fisik anak remaja juga berbeda dengan usia ketika kanak - kanak. Neng Marwah alami perbedaan itu, terutama masalah menata perasaan, sekarang tuh agak lebih baperan, mungkin karena sudah haid jadi ketika masa PMS suka rada sensitif. Neng juga sekarang suka banyak kepo, banyak hal yang ingin diketahuinya. 

Apa nih yang harus dilakukan ketika anak jatuh cinta?

Komunikasi dengan anak & dengarkan curhat anak 

Penting banget nih, komunikasi dengan anak remaja. Ingat beda loh komunikasi dengan anak remaja itu, jangan disamakan ketika berkomunikasi dengan anak balita. Saya biasa ajak neng Marwah komunikasi untuk memantau dia yang sedang jatuh cinta pada pertama kalinya ini, hehe. Saya biasa suka mendengarkan curhatnya, dan suka ajak ngobrol juga untuk lanjut bertukar pikiran dan bercerita. Saya melakukan ini supaya neng tetap mau terbuka serta percaya pada ibunya. 

Biasanya saya ketika komunikasi dengan neng saya menempatkan diri sebagai kawan curhatnya, jadi saya harap neng bisa nyaman curhat. Ketika komunikasi dengan anak remaja yang sedang jatuh cinta jangan terlalu memihak, memaksa ataupun menghakimi. Itu hanya membuat anak jadi takut dan malah menjauh. 



Jadi sebagai orang tua, harus bisa memposisikan sebagai teman anak juga, supaya bisa lebih memahami anak remaja. Dunia remaja itu unik dan perlu sesuatu yang menarik dan baru. Makanya saya harus bisa menampung semua curhatnya, ide dan juga keluhan anak. 

Diharapkan anak bisa tetap percaya dan mengganggap kita orang tuanya adalah orang yang tepat untuk dijadikan tempat curhat. 

Bijaksana 

Jujurly, awal mendengar saya kaget namun saya harus tetap bersikap tenang. Jadi ketika saya mendengar neng Marwah jatuh cinta dan ada yang nembak, saya berusaha bersikap tenang dan bijaksana. 

Tidak semua anak punya emosi, kebutuhan dan sifat yang sama jadi setiap anak itu beda treatment pola asuhnya yah. Makanya kita sebagai orang tua harus bijaksana menyikapi masalah ini, harus bijak jika memberikan aturan dan teguran. Jangan sampai anak merasa kecewa karena merasa terhakimi, terpojok dan merasa disalahkan. 

Aturan 

Informasikan pada anak tentang batasan dalam pergaulan dengan lawan jenis, mana yang boleh dan mana yang tidak. Ini untuk antisipasi anak berbuat buruk. Karena dunia pergaulan itu luas, dan tidak selamanya baik. Semoga nasihat dan kepercayaan anak pada orang tua bisa menjadi batasan dalam anak mengambil keputusan. 

Tegas bukan berarti keras. Saya tegas pada neng Marwah bukan berarti galak, alhamdulillah neng sudah paham tentang aturan yang saya terapkan, neng paham mana yang baik dan mana yang tidak baik. 



Informasikan juga arahan - arahan baik bagaimana bersahabat dengan lawan jenis, jelaskan pula bahwa sebenarnya dalam Islam tidak ada pacaran, namun dalam bahasa yang mudah dipahami anak. Anak juga akan paham bagaimana harus menyikapi hal ini. 


Begitulah, anak yang beranjak dewasa lambat laun akan alami jatuh cinta pertama kali nya, jadi orang tua harus sudah siap dengan kondisi ini. 

Tian Lustiana
Tian Lustiana is a ordinary people with extraordinary dreams.

Related Posts

Post a Comment